Udara dan sifat-Sifanya:
1.Udara terdapat di mana-mana
Kita dapat bernafas tentu saja karena ada udara, layang-layang dapat terbang tentu saja karena adanya udara yang menggerakkan. Di sekitar kita selalu terdapat udara.
2.Udara menempati ruang
Saat kita memasukkan sebuah botol tanpa tutup ke dalam air maka akan timbul gelembung-gelembung udara, hal ini menunjukkan bahwa tadinya udara menempati ruangan dalam botol.
3.Udara mempunyai massa
Setiap benda mempunyai berat dan setiap benda yang mempunyai berat selalu memiliki massa, begitu juga dengan udara.
4.Udara terdiri dari beberapa gas, yaitu Nitrogen, Oksigen, zat Argon, karbondioksida, dan gas-gas lain.
5.Udara memberikan tekanan
Udara menekan ke segala arah, contohnya udara yang dipompakan pada ban sepeda, jika dipompa terus, ban tersebut bisa pecah.
6.Udara panas mempunyai tekanan yang lebih kecil daripada udara yang dingin, karena ketika udara dipanaskan maka molekul-molekulnya akan renggang, sebaliknya ketika udara didinginkan molekul-molekulnya akan lebih rapat dan menyebabkan tekanannya lebih kuat.
7.Udara yang bergerak tekanannya akan lebih rendah daripada udara yang diam
Udara yang bergerak disebut angin. Angin bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Prinsip ini digunakan pada model sayap pesawat terbang.
Udara sangat bermanfaat, misalnya membantu para nelayan, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk olahraga dan lain-lain. Terkadang udara juga merugikan seperti misalnya angin topan.
07 January 2010
Ini Dia Si Bilangan Prima!
PENGERTIAN BILANGAN PRIMA
Dalam matematika, bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2. Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.
Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu disebut bilangan komposit. Cara paling sederhana untuk menentukan bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan tertentu adalah dengan menggunakan saringan Eratosthenes.(dari wikipedia Indonesia).
CARA SEDERHANA MENDAPATKAN BILANGAN PRIMA
Cara yang paling mudah untuk mengetahui apakah sebuah bilangan adalah prima atau bukan adalah dengan memeriksa semua bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan yang bersangkutan dan lihat apakah bilangan yang bersangkutan dapat dibagi oleh bilangan prima tersebut atau tidak.
Contoh: mendapatkan 2 bilangan prima pertama
Dimulai dengan angka 2. Angka 2 adalah bilangan prima karena hanya bias dibagi oleh dirinya sendiri dan 1. artinya, satu-satunya cara untuk mengalikan dua buah angka untuk mendapatkan angka 2 adalah 2 x 2. Begitupula dengan angka 3.
Ok, berarti, 2 bilangan prima pertama adalah 2 dan 3. Sekarang kita akan memeriksa angka selanjutnya, yaitu 4. Kita lakukan pemeriksaan apakah 4 modulus 2 adalah 0. Ya! Berarti 4 habis dibagi 2 dan berarti 2 adalah faktor dari 4, dan artinya, 4 bukan bilangan prima.
Selanjutnya adalah bilangan 5. Kita akan memeriksa apakah 5 modulus 2 adalah 0. Bukan! Berarti kita harus melakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu apakah 5 modulus 3 adalah 0. Bukan! Kedua operasi modulus menghasilkan 1, sehingga angka 5 adalah bilangan prima. Tambahkan angka 5 ke dalam daftar bilangan prima yang kita ketahui dan lanjutkan pemeriksaan untuk bilangan selanjutnya. Proses iterasi ini dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan komputer.
Cara diatas tidak terlalu efisien apabila angka yang diperiksa mulai membesar karena kita harus memeriksa semua bilangan prima yang lebih kecil daripada angka yang diperiksa. Satu cara untuk mempercepat pencarian adalah dengan berhenti mencari apabila hasil pangkat dua dari bilangan prima sudah lebih besar daripada angka yang diperiksa.
Contohnya, bila kita akan memeriksa apakah angka 47 adalah bilangan prima atau bukan, kita dapat menghentikan pemeriksaan kita di bilangan prima 7, karena pangkat dua dari 7 adalah 49 dan 49 lebih dari 47. Bila 7 bukanlah faktor dari 47, maka tidak mungkin lagi ada faktor bilangan prima lain untuk 47, karena bila ada, maka kita pasti sudah menemukan faktor tersebut di pemeriksaan pada iterasi sebelumnya.
Dalam matematika, bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2. Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.
Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu disebut bilangan komposit. Cara paling sederhana untuk menentukan bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan tertentu adalah dengan menggunakan saringan Eratosthenes.(dari wikipedia Indonesia).
CARA SEDERHANA MENDAPATKAN BILANGAN PRIMA
Cara yang paling mudah untuk mengetahui apakah sebuah bilangan adalah prima atau bukan adalah dengan memeriksa semua bilangan prima yang lebih kecil dari bilangan yang bersangkutan dan lihat apakah bilangan yang bersangkutan dapat dibagi oleh bilangan prima tersebut atau tidak.
Contoh: mendapatkan 2 bilangan prima pertama
Dimulai dengan angka 2. Angka 2 adalah bilangan prima karena hanya bias dibagi oleh dirinya sendiri dan 1. artinya, satu-satunya cara untuk mengalikan dua buah angka untuk mendapatkan angka 2 adalah 2 x 2. Begitupula dengan angka 3.
Ok, berarti, 2 bilangan prima pertama adalah 2 dan 3. Sekarang kita akan memeriksa angka selanjutnya, yaitu 4. Kita lakukan pemeriksaan apakah 4 modulus 2 adalah 0. Ya! Berarti 4 habis dibagi 2 dan berarti 2 adalah faktor dari 4, dan artinya, 4 bukan bilangan prima.
Selanjutnya adalah bilangan 5. Kita akan memeriksa apakah 5 modulus 2 adalah 0. Bukan! Berarti kita harus melakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu apakah 5 modulus 3 adalah 0. Bukan! Kedua operasi modulus menghasilkan 1, sehingga angka 5 adalah bilangan prima. Tambahkan angka 5 ke dalam daftar bilangan prima yang kita ketahui dan lanjutkan pemeriksaan untuk bilangan selanjutnya. Proses iterasi ini dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan komputer.
Cara diatas tidak terlalu efisien apabila angka yang diperiksa mulai membesar karena kita harus memeriksa semua bilangan prima yang lebih kecil daripada angka yang diperiksa. Satu cara untuk mempercepat pencarian adalah dengan berhenti mencari apabila hasil pangkat dua dari bilangan prima sudah lebih besar daripada angka yang diperiksa.
Contohnya, bila kita akan memeriksa apakah angka 47 adalah bilangan prima atau bukan, kita dapat menghentikan pemeriksaan kita di bilangan prima 7, karena pangkat dua dari 7 adalah 49 dan 49 lebih dari 47. Bila 7 bukanlah faktor dari 47, maka tidak mungkin lagi ada faktor bilangan prima lain untuk 47, karena bila ada, maka kita pasti sudah menemukan faktor tersebut di pemeriksaan pada iterasi sebelumnya.
Hati-hati Sikap Tubuh Pada Anak!
Masa anak-anak merupakan masa pertumbuhan. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh. Beberapa kebiasaan yang dapat mempengaruhi perkembangan fungsi alat tubuh misalnya cara membaca, menulis, dan cara duduk.
- Cara membaca dan menulis
Untuk menjaga kesehatan mata kita perlu menjaga jarak tulisan ke mata. Pada waktu membaca atau menulis, kita perlu mengatur jarak mata ke tulisan sekitar 30 cm.
- Cara duduk
Kebiasaan duduk yang tidak baik akan mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang. Duduk yang baik adalah punggung tetap tegak dan jarak kursi dengan meja tulis tidak terlalu jauh sehingga kita lebih nyaman meletakkan tangan di atas meja. Tempat duduk sebaiknya berpindah secara berkala. Hal ini akan memberikan keseimbangan perkembangan otot mata. Ukuran tinggi meja dan kursi perlu disesuaikan dengan tinggi siswa. Jangan sampai anak pendek duduk di kursi yang lebih rendah.
Pandawa Lima

Pandawa iku ana 5 cacahe:
1. Puntadewa
- Jeneng liyane : Yudhistira, Dharmasuta (Putrane Dharma), Ajathasatru (ora duwe musuh), Bharata (keturunane Maharaja Bharata).
- Satriya ing : Amarta
- Garwane : Drupadi
- Sifate : Jujur, wicaksana, ngalahan
- Senjatane: Jimat Kalimasada
2. Werkudara
- Jeneng liyane : Bimasena, Brantasena, Bayusutha (Dewa Bayu/angin)
- Satriya ing : Jodhipati
- Garwane : Arimbi
- Sifate : Wani, gampang nesu, apikan/seneng tetulung, ora ngerti unggah-ungguh.
- Senjatane : Gada Rujapala
3. Janaka
- Jeneng liyane : Arjuna, Permadi, Wijaya (ora tau kalah), Partha (putrane Kunti), Kirti, Dhananjaya.
- Satriya ing : Madukara
- Garwane : Sembadra, Srikandi
- Sifate : ngerti sopan-santun, welas asih.
- Senjatane : Panah Pasopati, Aji Sepi Angin, Keris Pulanggeni, Panah Sarutama.
4. Nakula
- Satriya ing : Bumi Retawu
- Sifate : Rajin, manut marang kakang-kakang pendawa, setia, welas asih, bisa nyimpen rahasia.
- Kaluwihane : Pinter ngobati lelara, eling marang peristiwa-peristiwa kang kapungkur.
5. Sadewa
- Satriya ing : Sawojajar
- Sifate : Rajin, wicaksana, pinter
- Kaluwihane : ahli perbintangan, bisa weruh kang bakal kadadeyan.
Subscribe to:
Posts (Atom)